Jumat, 22 Januari 2010

WANITA SEBAGAI ISTRI

Peranan Wanita (Istri) Dalam Kebahagiaan Rumah Tangga

Sebagai seorang istri dalam kehidupan rumah tangga semestinya mampu menjaga kerukunan, kebahagiaan dan keutuhan keluarga. Karena sikap kebijaksanaan yang dimiliki oleh seorang ibu tentunya dapat dijadikan panutan oleh anak-anaknya. Didikan yang baik dari seorang ibu akan memberikan pengaruh pertumbuhan psikologis yang baik pada anak. Perkembangan kejiwaan anak sangat dipengaruhi oleh kerukunan dan keutuhan rumah tangga. Disinilah peran seorang ibu sangat berpengaruh bagi perkembangan jiwa anak. Tugas seorang istri sangatlah berat, disamping melayani suami juga mengatur rumah tangga dan mendidik anak dengan penuh kesabaran. Mengandung, melahirkan, dan membesarkan anaknya merupakan tugas yang berat. Maka dari itulah dikatakan “ surga berada ditelapak kaki ibu” karena begitu mulianya tugas seorang wanita (istri) dalam rumah tangga. Sebagai kaum laki-laki sudah semestinya menjaga harkat dan martabat wanita, karena dimata Tuhan tidak ada perbedaan antara lelaki dan perempuan. Sudah kewajiban kita semua untuk menghormati wanita, wanita mesti dihargai bukan untuk dilecehkan. Menurut Maftuchah Yusuf (2000: 80) dalam bukunya yang berjudul Perempuan, Agama dan Pembangunan:Wanita sebagai istri adalah merupakan pendamping suami dalam rumah tangga. Wanita dititahkan oleh Tuhan penciptanya untuk dapat melaksanakan tugas kewajiban utamanya ialah dengan disempurnakannya tubuh wanita sedemikian rupa sehingga dapat sesuai dengan tujuan kodrat alamnya, yaitu tujuan mengadakan keturunan, dan memelihara keturunan itu. Secara fisik wanita mungkin sudah matang, namun secara mental dan kesiapan psikis, ekonomis dan sosial mereka masih harus dibina. Inilah salah satu penyebab mengapa istri-istri dan ibu-ibu yang diharapkan mampu mendampingi suami dalam mewujudkan dan membina keluarga yang sehat, bahagia, sejahtera. Wanita dalam kedudukannya sebagai istri dan ibu memegang peranan yang sangat penting, malah menentukan dalam menciptakan kerukunan, keharmonisan, ketenangan dan suasana keamanan bagi seluruh keluarga, perempuan melebihi laki-laki bibidang emotionalitas (rasa terharu), aktivitas (kegiatan) dan kedermawanan. Ketiga-tiganya diperlukan untuk dapat bertahan dan mampu menghadapi tantangan-tantangan yang begitu besar dalam melaksanakan tugas istri dan ibu.
Dalam Sarasamuccaya 424, menyatakan wanita:
Na stribhyah kincidanyadvai papiyo bhuvi vidyate, striyo mulamanarthanam manasapi ca cintitah
Artinya :
Diantara sekian banyak yang dirindukan, tidak ada yang menyamai wanita dalam hal membuat kesengsaraan, apalagi memperolehnya dengan cara yang jahat, karenanya singkirilah wanita itu, meskipun hanya diangan-angan, hendaklah ditinggalkan saja.
Wanita (istri) dalam cerita Ramayana, dikisahkan seorang istri yang sangat menyanjung kesetiaan terhadap suaminya yaitu kisah perjalanan cinta Dewi Sita dengan suaminya Sang Rama. Saat Dewi Sita diculik oleh Raksasa bernama Sang Rahwana, Dewi Sita mempertaruhkan nyawanya demi mempertahankan kehormatannya. Cinta dan kehormatannya Ia jaga hanya untuk suaminya Sang Rama, meskipun dibujuk dengan ribuan rayuan dan bergelimang harta, Dewi Sita tetap tidak terpengaruh oleh rayuan Rahwana. Bahkan Dewi Sita rela mengorbankan nyawa demi kesetiannya kepada suaminya. Bagi kaum istri, marilah kita meniru kisah kesetiaan Dewi Sita terhadap Rama suaminya. Jalankanlah kewajiban sebagai seorang istri dengan penuh kasih sayang, ketulusan dan kesetiaan
Jadi sudah semestinya kita untuk menghormati wanita dan menjaga harkat dan martabatnya karena wanita juga ciptaan Tuhan yang memiliki persamaan derajat dengan laki-laki. Kita semua lahira dari rahim perempuan, jangan pernah untuk menghina dan merendahkan harga diri seorang wanita yang bagaiakan seorang ibu, menghina wanita atau menyakiti istri sama dengan menyakiti ibu yang melahirkan kita. Karena dikatakan surga berada ditelapak kaki ibu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar